Rabu, 03 September 2014

mendidik dengan hati

  Napak Tilas Jendral Sudirman

Hati, segumpal daging atau disebut darah beku, menjadi ukuran kelembutan, cahaya ruhani dan ukuran kebaikan dari amaliah keseluruhan manusia. istilah mendidik dengan hati ini, mencerminkan kelembutan, kebaikan dan keinginan atas keberhasilan pendidikan yang sesuai dengan hati nurani (cahaya memancar dari dalam diri peserta didik) yang merupakan integrasi dari semua proses dan materi yang diberikan, diproses dan disekenario oleh seorang pendidik.

Dalam konsep pendidikan Islam, setiap anak terlahir pada posisi fitrah. Pada diri anak itu ditiupkan ruh suci (min-rukhii) yang diikat dengan perjanjian Illahiyah (alastu bi rabbikum-QS.Al A'raf). maka mendidik seorang anak sesuai pancaran hati nuraninya atau fithrahnya adalah sebuah proses menjaga anak tersebut senantiasa terkondisikan pada fithrah sampai akhir hayatnya.

Pendidikan sepanjang hayat memang menjadi konsep Pendidikan Agama Islam. dijelaskan jika pendidikan itu wajib bagi setiap muslim, dari ayunan sampai liang lahat (Al-Hadits). sehingga proses mendidik diri tidak hanya di bangku sekolah, namun berlangsung sepanjang waktu dan selama hidupnya. Bahkan ada kepercayaan disebagian umat, mendidik manusia sampai dia di masukkan ke liang lahat. sehingga ketika jasadnya sudah ditimbun tanah masih di talqin, yakni diajari untuk menjawab pertanyaan malaikat.

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com